Langsung ke konten utama

Terbiasa disalahkan


 Jangan sengaja berlari agar ia mengejar
Jangan sengaja pergi agar ia mencari
Jangan sengaja menghindar agar ia mendekat

Taukah kamu kata-kata seperti itu?
Ah bahkan kalianpun sering mendengarnya
Apa kalian juga akan menyalahkan aku yang berbuat seperti kalimat itu karena berjuang tak sebercanda itu?
Maaf,
Tapi aku sudah terbiasa disalahkan

Saat aku mengejarmu, mencarimu, mendekatimu tapi kamu berlari, kamu pergi dan kamu menghindar.
Tapi saat aku memberi jarak seperti ini, kamu berusaha kembali menghapus jarak yang kubuat
Bukankah lebih baik aku begini?
Karena dengan begini kamu kembali seperti dirimu
Dan ini caraku meyakinkan diriku sendiri untuk tetap bertahan
Aku tak peduli untuk disalahkan

Tapi aku lupa, kamu bisa saja memperlebar jarak itu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teruntuk dia, makhluk perasa

Aku dan dia sama-sama makhluk perasa. Benar kan? Kita sudah pernah bicara meski melalui sosial media. Dia bertanya kedekatan aku dan kamu. aku menjawab Dia menyuruhku untuk mengambilmu. aku sepakat Dia berbicara agar aku bertahan dengan sikapmu yang seperti itu. Aku berterima kasih Dia mengumbar semua kesakitannya Melepaskan Pergi Merelakan Dia mengatakan itu berulang kali Tapi apa sekarang? Kamu dan dia sama saja Untuk dia. Berhentilah bertopeng atau Aku yang akan mengajarkan cara bertopeng yang benar

Kalian.

Untuk kamu. hanya tersisa satu perkataanmu yang belum kamu jilat lagi. ini terakhir kamu berjuang, apabila kamu pergi maka kamu tak akan kembali. tolong jangan menjilat perkataanmu yang terakhir itu. setidaknya itu masih membuktikan kamu masih laki-laki. Untuk dia. aku sudah mengalah tapi kenapa aku yang terlihat bersalah? sadarlah bahwa bukan hanya diri sendiri yang tersakiti. setidaknya, belajarlah untuk menilai sesuatu jangan dari satu sudut pandang saja. hati-hati topengmu terlepas